Makalah Sistem Koloid
by :
EZY RIZKI
Kelas : XI IPA UNGGULAN 1
M2M (MANDA)
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaykum Wr. Wb
Puji syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem Koloid. Untuk kedua
kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW
semoga selalu terlimpahkan. Amien.
Tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/ Ibu guru yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini kami mengupas sekelumit
tentang Sistem Koloid dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah
ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak
retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak maupun bagi pembaca makalah ini.
Wasalam
Mataram,
Mei 2012
Penulis
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bahkan
selalu menggunakan bahan-bahan kimia, seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi,
dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak dalam bentuk padatan maupun
larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang disebut koloid.
Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid;
bahan makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sistem koloid; cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem
koloid.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system koloid?
b. Jelaskan macam-macam system koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid?
d. Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?
e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?
Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system
koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan
sistem koloid.
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem
koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem
koloid.
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid,
bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
A.
Sistem koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu
bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti
partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya
lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya.
Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak
dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di
mana-mana: susu, agar-agar,tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga
merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi
kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2
zat sebagai berikut :
- Zat
terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat
pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan
fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
|
Pendispersi
|
Nama koloid
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Bukan koloid, karena
gas bercampur secara homogeny
|
|
Gas
|
Cair
|
Busa
|
Buih, sabun, ombak,
krim kocok
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu apung, kasur busa
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Obat semprot, kabut,
hair spray di udara
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Air santan, air susu,
mayones
|
Cair
|
Padat
|
Gel
|
Mentega, agar-agar
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Debu, gas knalpot, asap
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat, tinta
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Tanah, kaca, lumpur
|
B.
Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk
bermacam-macam, tergantung darifase zat pendispersi dan
zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
Aerosol
yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki
zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan
yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan
debu dalam udara).
Sistem koloid dari partikel padat
yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen
dan tinta).
No.
|
Hidrofob
|
Hidrofil
|
a.
|
Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion
|
Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
|
b.
|
Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
|
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi
jika ditambah lagi medium pendispersinya
|
c.
|
Biasanya terdiri atas zat anorganik
|
Biasanya terdiri atas zat organic
|
d.
|
Kekentalannya rendah
|
Kekentalannya tinggi
|
e.
|
Gerak Brown terlihat jelas
|
Gerak Brown tidak jelas
|
f.
|
Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit
|
Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
|
g.
|
Umumnya dibuat dengan cara kondensasi
|
Umumnya dibuat dengan cara disperse
|
h.
|
Efek Tyndall jelas
|
Efek Tyndall kurang jelas
|
i.
|
Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3,
sol sulfide
|
Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
|
Emulsi adalah sistem
koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat
bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak
ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk
membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat
tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun
untuk mengemulsikan minyak dan air;kasein sebagai emulgator pada susu.
Sistem Koloid dari gas yang
terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam
kebakaran, kosmetik dan lainnya).
1.
Buih
Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase
terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas
pada umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi.
Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini
teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga
diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas
seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis)
pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar
0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya
ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran
buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan
mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk
gelembung gas adalah polihedral.
Beberapa
sifat buih cair yang penting:
o
Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena:
pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan
zat cair yang jauh berbeda,
o
terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke
gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung
gas menjadi lebih besar,
o
rusaknya film antara dua gelembung gas.
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari
luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk
awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar,
maka akan terjadi deformasi.
Contoh
buih cair:
o
Buih hasil kocokan putih telur
Karena audara di sekitar putih telur akan teraduk dan
menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih
telur itu sendiri untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih
telur yang dikocok akan mengembang.
o
Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air,
natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida
yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
2.
Buih
Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase
terdisperasi gas dan denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini
dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padatyang
mungkin kita ketahui:
o
Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida
terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung
kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung
karbondioksida untuk membentuk buih padat.
o
Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
o
Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.
§ Gel
Gel merupakan sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh:
agar-agar, Lem).
C.
Sifat-sifat Koloid
§
Efek Tyndall
Efek
Tyndall ialah
gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal
ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang
ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek
tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
§
Gerak Brown
Gerak
Brown ialah
gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak
menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop
ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak
membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat
acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat
padat hanya beroszillasi di
tempat ( tidak termasuk gerak
brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid
itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga
dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
§
Adsorpsi
Adsorpsi ialah
peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Sifat
adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan
gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan
air.
Contoh:
ü koloid antara obat diare dan
cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
ü Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya
muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga
partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
ü Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan
tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
§ Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid
ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis
adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena
partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika
ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda
negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi
lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
§
Koagulasi koloid
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi koloid merupakan penggumpalan koloid karena
elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh:
kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor
yang menyebabkan koagulasi:
§ Perubahan
suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan
muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid
positif dan koloid negatif.
Koloid
akan mengalami koagulasi dengan cara:
1.
Mekanik
Cara
mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2.
Kimia
Dengan
penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh:
§ susu
+ sirup masam —> menggumpal
§ lumpur
+ tawas —> menggumpal
Dengan
mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh:
Fe(OH)3 yang bermuatan
positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
§
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid
Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi
cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid
Liofob
Koloid
Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
§
Emulasi
Emulasi
adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam
koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid
stabil.
Contoh: susu
merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
§
Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan
dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es
krim, tinta, cat.
Untuk
itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid
tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh:
gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat
digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang
membentuk emulsi
Contoh: sabun
deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
§
Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang
mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan
dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu
selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati
molekul koloid.Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari
bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat
jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah
oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal
ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di
rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
§
Koloid pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
§
Dialisis
Dialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable
ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan
cairan akan berpisah.
§ Koloid
liofol dan liofob
Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, kita
mengenal dua macam koloid :
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Ciri
– cirinya:
1.
Sol Liofil
·
Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase
terdispersi dengan medium terdispersinya
·
Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
·
Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan
medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan
partikel sol liofil tidak saling bergabung
·
Viskositas sol liofil > viskositas medium
pendispersi
·
Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
·
Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat
dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan
penambahan medium pendispersinya.
·
Memberikan efek Tyndall yang lemah
·
Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak
bermigrasi sama sekali
2.
Sol Liofob
·
Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi
dan medium pendisperinya
·
Memiliki muatan positif atau negative
·
Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium
pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion
yang bermuatan listrik
·
Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas
medium pendispersi
·
Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan
·
Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal
tidak dapat diubah menjadi sol
·
Memberikan efek Tyndall yang jelas
·
Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis
muatan partikel
§
Elektroforesis
Elektroferesis
ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan
arus listrik.
D.Pembuatan Sistem Koloid
1.
Cara Kondensasi
Pembuatan
sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan
partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan
mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
b. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
c. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
Emas formaldehid
d. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S
ke dalam laruatn H3AsO3 encer
pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
e. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara
menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2.Cara
Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan
dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel
koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
a.
Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara
penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam
medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air
akan membentuk koloid dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling
koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama
gulapada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan
belerang menjadi sol.
b.
Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan
koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah.
Contoh: 1. Sol
Fe(OH)3 dengan
menambahkan FeCl3.
2. Sol NiS
dengan menambahkan H2S.
3. karet
dipeptisasi oleh bensin.
4. agar-agar
dipeptisasi oleh air.
5. endapan
Al(OH)3 dipeptisasi
oleh AlCl3.
c.
Cara Busur
Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig
dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke
dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
d.
Cara
Ultrasonik
Yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik
(frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula
dalam air. Campuran heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem
koloid termasuk dalam bentuk campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi,
contoh: pasir dalam air.
2. Koloid,
contoh: susu dengan air.
E. Komponen Penyusun Koloid
1. Fase
kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase
diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
F. Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan
: misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
G. Penggunaan
Sistem Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan
sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.
1. Obat-obatan
: salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan
: es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik
: hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri
: tinta, cat.
§ Pemutihan
Gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan
dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel
koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang
masih berwarna dapat diputihkan.
§ Penggumpalan
Darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan
negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan
pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion
tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein
danmembnatu penggumpalan darah.
§ Pembentukan
Delta di Muara Sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir
dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion
Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut,
maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat.
Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
§ Pengambilan
Endapan Pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses
industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel
koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik
yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik
partikel-partikel koloid.
§ Penjernihan
Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang
bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan
negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada
lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap
karena pengaruh gravitasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk
campuran (sistem
dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi dan gel.
Sifat-sifat sistem koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik,
kestabilan koloid, koloid liofil dan liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan
menjadi 2 yaitu dengan cara kondensi dan dispepersi. Komponen penyusun koloid
dibedakan menjadi 2 yaitu fase kontinyu dan fase diskontinyu. Bentuk- bentuk
sistem koloid antara lain bulatan, batang, serat dam piringan. Kegunaan sistem
koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang industri, makanan,
kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
Saran
Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita.
Khususnya dalam bidang kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang
berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan
kosmetik.
DAFTAR
PUSTAKA
Parning,
dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. Suharsini,
Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
izin copas gan
BalasHapusIjin Copas gan
BalasHapusijin copas ya
BalasHapusmakasih bgt bloknya udh bantu aku banget buat ngerjain tugas ku
makasih ya :)
Izin copas ya. Makasih :)
BalasHapusizin copas
BalasHapusblognya bagus bangett :D
BalasHapusmakasih banget gan
BalasHapusthanks. sangat bermanfaat sekali
BalasHapusizin kopas gan
BalasHapusizin copas gan
BalasHapus888 agrees with 888 Holdings of UK casino
BalasHapus888 Holdings, the gambling and gambling company, has agreed 바카라싸이트 a new 마틴배팅 deal for 엠비 션 주소 sports betting markets. 바카라슈 The deal is the 룰렛돌리기 third deal